Formulir pengajuan bantuan gubernur klik dibawah ini

Download

formulir pendaftaran PGM

Download

Kamis, 17 Januari 2013

Al-Musyaqatu Tajlibu At-taisir

Oleh : Sandra Taufik Hidayat


Pendahuluan
Tidak dapat dipungkiri, ilmu Ushul Fiqh merupakan khazanah keilmuan Islam yang ikut memperkaya model keagamaan kita. Pelaksanaan syariat Islam yang bermula hanya berpijak pada Al-Qur’an dan Sunah akan sulit seandainya ilmu ini tidak ada, terlebih jika dihadapkan dengan problem-problem baru dalam kehidupan modern. Sebab Ushul Fiqh dianggap sebagai penuntun dan pembuka fiqh yang merupakan jawaban yuridis bagi kehidupan kita.
Ushul Fiqh adalah sekumpulan kaidah yang menjadi landasan teoritik dari rumusan-rumusan fiqh, baik berupa metode analisis makna lafdz maupun kaidah yang dapat menghubungkan berbagai kejadian aktual pada Al-Qur’an, sunah, serta ijmak sahabat. Rangkaian kaidah-kaidah ini kemudian digunakan sebagai sarana untuk menggali  hukum-hukum operasional (istinbath al-ahkam al-‘amaliyyah)
Fungsi utama dari Ushul Fiqh adalah mengangkat dan melahirkan rumusan-rumusan normatif dari ketentuan-ketentuan syariat Islam yang terpapar dalam Al-Qur’an dan sunah sehingga setiap mukalaf dapat mengetahuinya dengan baik dan terperinci. Di samping itu Ushul Fiqh juga berfungsi untuk memberikan jawaban-jawaban yuridis terhadap berbagai kejadian aktual yang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam nas, namun dapat terjawab oleh nas itu sendiri dengan menghubungkan berbagai kejadian tersebut ke dalam nas menggunakan berbagai metode dalam Ushul Fiqh. 
Objek kajian Ushul Fiqh adalah dalil-dalil syarak secara keseluruhan dari sudut ketetapan hukumnya yang bersifat kulli untuk kemudian dirumuskan dalam bentuk kaidah-kaidah yang dapat dipahami untuk mengkaji hukum dari nas-nas yang terperinci dalam Al-Qur’an dan sunah.
Pengertian Kaidah Ushul
Secara etimologi, arti qaidah adalah asas (dasar), yaitu yang menjadi dasar berdirinya sesuatu. Bias juga diartikan dasar sesuatu dan fondasinya (pokoknya).(Al-Asfahani: 409, Az-Jaidy:171)
Adapun menurut istilah atau nterminologi, ulama ushul membuat beberapa definisi, sebagaimana ditulis dalam beberapa kitab di bawah ini:
1. Dalam kitab At-Ta’rifat:
قضية كلية منطبق على جميع جزئيت   
Artinya: “Ketentuan universal yang bersesuaian dengan bagian-bagiannya (juz-juznya).”
2. Dalam kitab Syarah Jamu’ al-Jawami’:
قضية كلية يتعرف منها احكام جزئيتها
Artinaya: “Ketentuan pernyataan universal yang memberikan pengetahuan tentang berbagai hokum dan bagian-bagiannya”.
3. Dalam kitab At-Talwih ‘ala at-Taudih:
حكم كلي ينطبق على جزئياته يتعرف احكامها منه
Artinya: “Hukum universal (kulli) yang bersesuaian dengan bagiannya, dan bisa diketahui hukumnya.”

Kaidah Al-Musyaqatu Tajlibu At-taisir
المُشَقَةُ تَجْلِبُ التَّيْسِيْرْ
“Kesukaran itu mendatangkan kemudharatan”
Qaidah di atas memberikan arti bahwa setiap kesepitan yang dihadapi oleh seseorang atau masyarakat harus diperlonggar sedemikian rupa, sehingga benar-benar akan terasa adanya kebahagiaan dengan datangnya syari’at Islam
Sedangkan mengenai kadar yang harus dipakai untuk menghilangkan kesempitan ini syari’at Islam telah meletakkan aturan-aturannya yang difahami dari qidah-qaidah berikut.
Qaidah ini berdasarkan kepada:                                         
$tBur Ÿ@yèy_ ö/ä3øn=tæ Îû ÈûïÏd9$# ô`ÏB 8ltym 

”Dan Dia (Allah) tidak menjadikan untuk kamu dalam agama ini suatu kesulitan”. (al-Hajj: 78)
يريدالله بكم اليسر ولايريد بكم العسر
“Allah menghendaki menghendaki bagimu kemudahan dan tidak menghendaki bagimu kesulitan”. (al-Baqarah: 8)
فمن اضطر غيرباغ ولاعاد فلا اثم عليه
 “Tetapi barang sispa dalam keadaan terpaksa (memakannya)sedang ia tidak menginginkannyadan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya”.
(al: Baqarah: 173).
Cabang-cabangnya adalah sebagai berikut :
1. Qaidah
الامر اذا ضاق اتسع
“Suatu perkara apabila sempit menjadi luas”.
2. Qaidah
الرخصة لا تناط بالمعاصى
“ Rukhsoh –rukhsoh itu tidak boleh dihubungkan dengan kemaksiatan.”
3. Qaidah
الرخصة لا تناط بالشك
“ Rukhsoh –rukhsoh itu tidak boleh dihubungkan dengan keraguan.”

Contoh aplikasinya
1.    Dalam keadaan musafir, dibolehkan mengqoshor shalat, dari empat rakaat menjadi dua rakaat.
2.    Bolehnya buka puasa ketika bepergian atau sakit
3.    Dibolehkan tidak ada wajib qobil dalam jual barang-barang yang tidak berharga.
4.    Tidak ada kelonggaran untuk melaksanakan maksiat apapun alasannya, tapi diharuskan untuk menghindarinya
Semua rukhsoh dari Allah untuk membuat seorang dan meringankan beban mukalaf dengan adanya sebab 7 :
1.    Bepergian
2.    Sakit
3.    Paksaan
4.    Lupa
5.    Tidak tahu
6.    umumul bala ( ganguan umum )
7.    Kekurangan.
ا لـــحــر ج شــر عــا مــر فــو عــا 
Kesempitan menurut syara bias ditiadakan dan diterima.
Contoh : Saksi wanita dalam hal tidak bias dilakukan laki-laki cacat dan buta.
ا لــحــا جــة تــنــز ل مــنــز لــة ا لــضــر و را ت فــى ا بــا حــة ا لـــمــحــظــو ر ا تـــ
Kebutuhan itu bias menduduki tingkatan keterpaksaan dalam kebolehan memeroleh sesuatu yang haram.

Simpulan
Kaidah Dalam kitab At-Ta’rifat diartikan قضية كلية منطبق على جميع جزئيت “Ketentuan universal yang bersesuaian dengan bagian-bagiannya (juz-juznya).”
Dalam makalah ini dipaparkan satu kaidah yaitu :”Al-Musyaqatu Tajlibu At-taisir” yaitu : kesusahan mendatangkan kemudahan, dengan memiliki cabang-cabangnya 1. Qaidah “Suatu perkara apabila sempit menjadi luas”.2. Qaidah “ Rukhsoh –rukhsoh itu tidak boleh dihubungkan dengan kemaksiatan.” 3. Qaidah “ Rukhsoh –rukhsoh itu tidak boleh dihubungkan dengan keraguan.”
Serta contoh aplikasinya telah kami tulis diatas. Demikian, makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.


           


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Miftahul, Faishal Haq, Ushul Fiqh.1997, Surabaya: CV. Citra Media.
Abdul Wahah Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh. Gema Risalah Press. Bandung
Drs. Safiudin Shidiq M. Ag. Fikih.Menggali Hukum Islam. Pustaka madani. Drs. HM. Suparta, MA, Fiqih Mdrasal Aliyah. Karya Toha Putra. Bandung.
Hamid, Abdul Hakim, Mabady Awwaliyyah. 2007,Jakarta: Maktabah Sa’adiyah Putra, Syafe’I, Rachmat, Ilmu Ushul Fiqh, Bandung: CV. Pustaka Setia.
www. Gengprass.blogspot.com

1 komentar:

  1. kok Kaidah Al-Musyaqatu Tajlibu At-taisir
    المُشَقَةُ تَجْلِبُ التَّيْسِيْرْ
    “Kesukaran itu mendatangkan kemanudharatan” bukannya kesulitan menyebabkan adanya kemudahan?

    BalasHapus

NPSN RA BARU 2013 KAB.GARUT. klik DOWNLOAD dibawah ini lalu klik UNDUH

Download